Idham Azis Akan Membujuk Penduduk Pulau Galang Untuk Menggunakan Kamp Pengungsi Jadi Tempat Karantina Virus Corona

Idham Azis Akan Membujuk Penduduk Pulau Galang Untuk Menggunakan Kamp Pengungsi Jadi Tempat Karantina Virus Corona
RIAU1.COM - Kepala Kepolisian Nasional Jenderal Idham Azis dijadwalkan untuk bertemu dengan orang-orang yang tinggal di Pulau Galang di Kepulauan Riau untuk membahas mengubah bekas kamp pengungsi di pulau itu menjadi rumah sakit penyakit menular.
Penduduk setempat keberatan dengan rencana pemerintah untuk membangun rumah sakit khusus untuk mengobati penyakit menular di pulau itu setelah kasus penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) pertama yang dikonfirmasi di negara itu. Mereka mengklaim pihak berwenang belum memberi tahu mereka tentang rencana tersebut.
Sekretaris distrik Galang, Hardianus mengatakan, jenderal polisi dijadwalkan bertemu dengan penduduk setempat pada hari Minggu untuk menjelaskan rencana pemerintah.
"Ada pro dan kontra berkenaan dengan membangun rumah sakit di bekas kamp pengungsi Vietnam," kata Hardianus kepada The Jakarta Post, Kamis.
Pejabat dari Pulau Riau dan Batam, serta anggota dewan setempat sebelumnya bertemu dengan perwakilan penduduk setempat pada hari Kamis, pada saat orang-orang menyuarakan keberatan mereka terhadap rencana tersebut.
"Kepala Kepolisian Nasional akan datang ke sini untuk membujuk warga agar setuju dengan rencana itu," lanjut Hardianus.
Kepala Divisi Kesehatan Kepolisian Kepulauan Riau Komisaris Besar M. Haris mengkonfirmasi kepada Post bahwa kepala polisi akan mengunjungi pulau itu pada hari Minggu.
Komandan Militer Indonesia (Panglima TNI) Panglima Udara Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Basuki Hadimuljono mengunjungi situs tersebut pada hari Rabu. Mereka tidak dapat mengatakan kapan pembangunan akan dimulai tetapi menegaskan pembangunan akan selesai dalam waktu satu bulan.
Post mengamati pada hari Kamis bahwa tim teknis dari kementerian telah mulai bekerja di situs. Alat berat, seperti crane, juga terlihat di lokasi.
Rumah sakit ini diharapkan dapat menampung 1.000 pasien dengan 500 kamar, 2 persen di antaranya akan ditetapkan sebagai ruang isolasi untuk mematuhi protokol yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pulau Galang terletak sekitar 50 kilometer tenggara Batam, dengan jembatan yang menghubungkan kedua pulau. Kamp seluas 80 hektar itu digunakan antara tahun 1975 dan 1996 untuk menampung 250.000 pengungsi Vietnam yang melarikan diri dari tanah air mereka selama Perang Vietnam.
Lebih dari 12 juta warga Vietnam Selatan melarikan diri setelah perang berakhir dan mencari suaka politik di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia; tetapi banyak yang terdampar di pulau-pulau Indonesia.
Awalnya dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa selama krisis pengungsi, Kamp Pengungsi Galang sekarang berada di bawah pengelolaan Otoritas Zona Perdagangan Bebas Batam Indonesia (BP Batam) Batam dan dikelola sebagai objek wisata yang menarik baik mantan pengungsi dan wisatawan ke Pulau Batam. Beberapa fasilitas di kamp dan tanaman hortikultura telah dilestarikan di daerah tersebut.
Pihak berwenang telah berupaya untuk membujuk penduduk setempat tentang rencana tersebut dengan menyebarkan informasi yang diharapkan dapat menenangkan mereka.
"Rumah Sakit Sulianti Saroso [Penyakit Menular] [di Jakarta] terletak di antara daerah perumahan yang sempit. Namun, orang tidak terpengaruh olehnya," kata Haris. "Kami hanya perlu tanah cadangan 2 meter dari pasien yang terinfeksi sebagai tindakan pencegahan. . "
Seorang tokoh lokal di Kabupaten Galang, Anwar Sadat Pulungan, yang telah tinggal di dekat bekas kamp pengungsi selama lebih dari 10 tahun, mengatakan ia khawatir dengan rencana tersebut.
"Semua warga di daerah itu terkejut dengan pengumuman mendadak dari rumah sakit yang sedang dibangun di sini. Mengapa tidak memilih pulau kosong yang tidak memiliki penduduk? Jangan membangunnya di sini," kata Anwar.
R1/DEVI