Belum Ada Korban Jiwa, Pemko Pekanbaru Perkuat Pencegahan DBD

11 Mei 2025
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho. Foto: Surya/Riau1.

Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pemko Pekanbaru memperkuat pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Meskipun, pasien meninggal dunia belum ada hingga kini.

Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, Minggu (11/5/2025), menyampaikan, korban meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) belum ada hingga saat ini. Meski demikian, pihaknya tetap mengambil langkah cepat dengan menerbitkan surat edaran guna meningkatkan kewaspadaan dan upaya pencegahan.

“Korban meninggal dunia belum ada hingga saat ini, tetapi sudah ada satu kasus DBD yang terdeteksi. Oleh karena itu, kami mengambil langkah pencegahan sedini mungkin,” ujarnya.

Pemko memilih bersikap proaktif. Agar, penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini tidak meluas. 

“Lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka, kami bergerak lebih cepat dan terus mendukung upaya pencegahan di lapangan,” tegas Agung.

Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan, melakukan gerakan 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk). Masyarakat juga diimbau segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala demam berdarah.

Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho mengeluarkan Surat Edaran Nomor 31/SE/2025 tentang Kewaspadaan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 25 April 2025. Edaran ini diterbitkan sebagai respons terhadap meningkatnya kasus DBD sejak Januari hingga April ini.

"Melalui surat edaran ini, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk institusi pemerintah dan swasta, untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD. Kewaspadaan dini dan tindakan cepat sangat penting guna menekan angka penularan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti," kata Agung, Selasa (29/4/2025).

Beberapa langkah strategis yang diimbau dalam surat edaran tersebut, antara lain, menguras dan menyikat bersih bak mandi atau kolam air minimal satu kali setiap minggu. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, tandon, dan drum. Mengubur atau memanfaatkan barang bekas yang dapat menampung air hujan. 

"Plus tindakan tambahan seperti menggunakan obat antinyamuk, memakai kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, serta rutin mengganti air di vas bunga, dispenser, dan tempat minum burung," ujar Agung.

Masyarakat diminta untuk menunjuk satu juru pemantau jentik (jumantik) di setiap rumah atau gedung. Kader kesehatan, karyawan institusi, serta peserta didik turut dilibatkan untuk memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungan sekitar, termasuk di lapangan terbuka dan fasilitas umum.

Pemerintah mendorong penguatan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah dan lingkungan. Pentingnya pelaksanaan PSN 3M Plus secara rutin.

"Pemahaman bahwa fogging bukanlah metode utama dalam pencegahan DBD. Karena, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik atau telur nyamuk," jelas Agung.

Masyarakat diimbau segera membawa anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Jika ditemukan kasus DBD, masyarakat diminta melaporkannya agar petugas dapat segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi dan penanganan fokus penyebaran.

"Saya berharap seluruh pihak dapat bekerja sama dan saling mengingatkan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat serta bebas dari ancaman DBD. Pencegahan DBD bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama. Mari kita jaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,” ucap Agung.