
Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sektariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Mahyuddin (kanan) mendengarkan pemaparan Kepala Disketapang Maisisco, Jumat (2/5/2025).
RIAU1.COM -Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Kota Pekanbaru untuk April 2025 yang tercatat sebesar 1,37 persen secara bulanan (month to month/m-to-m). Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi mencapai 2,22 persen.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi di Kota Tembilahan yang mencapai 3,40 persen (yoy) dan 3,26 persen (m-to-m). Kota Dumai dengan inflasi 2,57 persen (yoy) dan 1,39 persen (m-to-m)," kata Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sektariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Mahyuddin, Jumat (2/5/2025).
Berdasarkan rilis BPS, penyumbang utama inflasi Pekanbaru pada periode Maret–April berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 0,69 persen. Pada Maret lalu, tarif listrik sempat memberikan andil deflasi karena adanya kebijakan pemotongan tarif listrik sebesar 50 persen oleh pemerintah.
"Selain itu, inflasi juga didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,84 persen, terutama dari komoditas emas perhiasan. Sumbangan lain berasal dari cabai merah sebesar 0,72 persen, serta nasi dan lauk-pauk sebesar 0,53 persen," ujar Mahyuddin.
Khusus untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau, andil inflasi m-to-m April 2025 tercatat sebesar 1,31 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 1,03 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain cabai merah (0,33 persen), bawang merah (0,07 persen), jeruk, udang basah, kelapa, jengkol, dan petai.
Mahyuddin menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam mengendalikan inflasi, terutama melalui intervensi harga terhadap komoditas yang rentan melonjak. Salah satu langkah konkret yang disarankan adalah peningkatan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan lahan kosong untuk menanam komoditas strategis seperti cabai dan sayuran.
"Kami terus mendorong pemanfaatan lahan-lahan tidak produktif agar bisa dimaksimalkan untuk ketahanan pangan dan menekan inflasi," ujarnya
Senada dengan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pekanbaru Maisisco menyampaikan, pihaknya tengah menjalankan sejumlah program strategis, termasuk penguatan pemanfaatan lahan kosong dan peningkatan produktivitas tanaman pangan. Dalam waktu dekat, pemko akan mendirikan dapur umum untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kebutuhan bahan pangan yang tinggi tidak seharusnya seluruhnya bergantung pada pasokan dari luar daerah. Ini harus dijadikan peluang untuk membangkitkan ekonomi keluarga melalui kelompok tani dan kelompok wanita tani,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan) Pekanbaru Ismail menyatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan kelompok tani untuk menanam cabai. Hal ini guna mendukung ketersediaan komoditas tersebut di pasar lokal.